Selasa, 09 Februari 2010

INTISARI MATERI KELAS VII

Dongeng

Dongeng adalah cerita yang tidak benart-benar terjadi.
Berdasarkan isinya dongeng terdiri atas 5 macam, yaitu:
1. FABEL, yaitu dongeng yang berisi tentang dunia binatang.
contohnya: Kancil dengan Buaya, Kancil Mencuri Mentimun.
2. Legenda, yaitu: dongeng yang berhubungan dengan keajaiban alam, biasanya berisi tentang kejadian suatu tempat.
contohnya: Rawa Peninng, Terjadinya Danau Toba, Situ Bagendit.
3. MITE, yaitu: dongeng tentang dewa-dewa dan makhluk halus. Isi ceritanya tentang kepercayaan animisme.
contohnya: Nyi Roro Kidul.
4. SAGE, yaitu: dongeng yang banyak mengandunng unsur sejarah. Karena diceritakan dari mulut ke mulut, lama-kelamaan terdapat tambahan cerita yang bersifat khayal.
contohnya: Jaka Tingkir
5. PARABEL, yaitu dongeng yang banyak mengandung nilai-nilai pendidikan atau cerita pendek dan sederhana yang mengandung ibarat atau hikamah sebagai pedoman hidup.
contohnya: Si Malin Kundang.

UNSUR-UNSUR INTRINSIK DONGENG
1. Tema, merupakan pokok pembicaraan yang mendasari cerita.
2. Plot atau Alur merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi dalam cerita.
3. Penokohan, merupakan para pelaku cerita.
4. Perwatakan, merupakan sifat-sifat yangn dimilikinya.
5. Setting atau Latar, merupakan tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa.
6. Amanat, merupakan pesan yanng terkandung dalam cerita atau dongeng.

Minggu, 07 Februari 2010

PUISI

ANGIN


Diujung senja ku merenung sendiri
benarkah apa yang aku lihat?
benarkah apa yang aku rasakan?
benarkah apa yang aku saksikan?


Tak mungkin
Tak yakin
semua yang aku rasakan
berkedipku sekejap
merasakan kegelisahan hati


rasa itu terasa asing
rasa itu tidak nikmat
rasa itu terasa hambar
rasa itu terasa basi

Wahai angin apakah arti semua ini?
ku tak mampu mengartikan
semua rasa dalam kelunya hatiku
ku hanya mampu merasa dan berkata
"itu mah hal biasa"

Kau usap lembut pipiku
dingin
lembut
membuatkku terlena
ku pejamkan mata menikmati
lembutnya belaianmu
Oh Angin Terima kasih Kau tlah temani mimpiku


cibadak, 7 pebruari2010



PERENCANAAN PENGAJARAN BAHASA INDONESIA I tahap ke-2

Pengajaran merupakan sebuah sistem. Sebagai sebuah sistem, pengajaran terdiri atas beberapa komponen yang saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya dan membentuk suatu organisasi yang kompleks. Selain terdiri atas komponen-komponen, pengajaran dan sistem pengajaran berisi langkah-langkah atau prosedur dalam mengembangkan sistem pengajaran tersebut. Dengan demikian, para guru dan calon guru sudah selayaknya memahami benar prosedur tersebut agar dapat merencanakan pengajaran dan melakukannya dengan sebaik mungkin.
Komponen-komponen utama yang terdapat dalam sistem pengajaran adalah masukan, proses, keluaran, hasil dan kontrol. Kelima komponen tersebut masing-masing berisi unsur-unsur atau sub-subkomponen lainnya. Kelima komponen tersebut juga saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.
Bahasa sebagai sebuah sistem memiliki beberapa prinsip dasar. Sebagai sebuah sistem komunikasi, bahasa berbeda dengan sistem komunikasi makhluk lainnya, misalnya sistem komunikasi binatang. Sistem komunikasi manusia inilah yang paling rumit.
Meskipun demikian, bahasa manusia itu berifat arbitrer. Sifat ini menunjukkan bahwa antara bunyi dengan makna itu tidak perlu suatu hubungan yang valid. Artinya, setiap bahasa dalam suatu kelompok masyarakat memiliki simbol-simbol bunyi tersebut yang mungkin berbeda dengan bahasa suatu kelompok masyarakat lainnnya. Misalnnya, antara bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia. Melalui bahasa ini manusia dapat berinteraksi antara yang satu denngan yang lainnya (social interaction).
Nyatalah bagi kita bahwa bahasa itu juga merupakan suatu sistem yang tersusun rapi serta terdiri atas prinsip-prinsip atau unsur-unsur yang saling berhubungan.

SELESAI

Kamis, 04 Februari 2010

CERITA RAKYAT dari MALUKU

PESAN TERAKHIR SEORANG IBU

Kisah ini bermula dari Maluku Utara, tepatnya di daerah Tobelo. Beratus tahun yang lalu d suatu rumah yang berdindingkan daun rumbia diamlah satu keluarga. Sang ayah seorang nelayan yang siang dan malam hidupnya di atas lautan, mempertaruhkan nyawa untuk menghipupkan anak istrinya.
Sang ibu adalah wanita setia dan sangat bijaksana. Mereka memiliki dua orang anak. Yang sulung anak perempuan bernama O Bia Maloko. Kecantikannya melebihi kecantikan ibunya. Sedangkan adiknnya yang laki-laki bernama O Bia Mokara. Ia ganteng, dan berperawakan mirip ayahnya.
Pada suatu hari ayah mereka pergi melaut dan seperti biasa sebelum ayah mereka bertolak ke laut, tak lupa ditinggalkannyna makanan dan telur ikan pepayana di rumahnya.
Beberapa hari setelah kepergian ayahnya melaut,, ibunya pergi ke kebun. Sebelum ibunya pergi ia berpesan kepada kedua anaknya. " Hai anak-anakku, jangan kamu makan telur ikan yang ditinggalkan ayahmu ini. Apabila kamu memakannya akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan."
Ibunya berkata dengan sungguh-sunngguh tetapi mereka berdua hanya tertawa saja. Setelah ibunya selesai memberi nasihat maka pergilah ibunya ke kebun.
Kira-kira tiga jam yang berlalu, adiknya O Bia Mokara, merasa lapar. Dimintanya makanan dan telur ikan. Kakaknya, O Bia Moloku, tak mau memberikan permintaan adiknya. Adiknya menangis tersedu-sedu tetapi o Bia Moloku tetap tidak mau memberikan telur ikan itu. Semakin lama semakin keras saja tangisan adiknya. Akhirnya O Bia Moloku tak tega melihat adiknya terus menerus menangis, dan telur ikan itu segera diberikan kepada adiknya. Sambil tertawa adiknya memakan telur ikan itu dengan lahapnya. Setelah memakan telur itu sampai habis, beberapa sisa telur ikan itu melekat pada gigi adiknya.
Tak lama kemudianibunya kembali dari kebun membawa singkong, pepaya dan sayur-sayuran. Setelah selesai membersihkan badannya, ibunya pun menggendong O Bia Mokara dan ia segera menyusukan si O Bia Mokara.
Setelah itu ibunya menyanyi sambil menari sambil menggendong O Bia Mokara yang tertawa gembira karena sangat senang berada dalam pelukan ibunya yang sangat didambakannya.
Namun, tiba-tiba ayunan mesra ibunya dikejutkan dengan terlihatnya sisa telur telur ikan yang melekat pada gigi O Bia Mokara. Suasana ssuka cita segera berubah menjadi keheningan yang mendalam. Ibunya tertegun sebentar, sekujur badannya menjadi menjadi dingin gemetar dan menjadi marah pada kedua anaknya. Amarah ibunya tak dapat dibendung lagi. Ia segera melepaskan O Bia Mokara dan segera melarikan diri menyusuri pesisir pantai, Sambil menggendong O Bia Mokara yang menangis terus, O Bia Moloku mengejar ibunya sambil memanggil-mannggil ibunya. "Mama, Mama, O Bia Mokara menangis terus, Mama!"
Namum, panggilannya hanya dijawab oleh mamanya. "Peras saja daun katang-katang, ada air susunya!"
Setelah tiga kali O Bia Moloku memberikan air susu dari daun katang-katang kepada adiknya, ibunya pun menerjunkan diri ke laut.
Sementara menyelam ia menemukan sebuah batu yang timbul di permukaan air. Naiklah ibunya ke atas batu itu dan berkata "Terbukalah agar aku dapat masuk.
Batu itu terbuka, lalu ibunya pun masuk ke dalam batu itu. Dengan segera ia pun berteriak, " Tutuplah", maka batu itu pun tertutup selama-lamanya tanpa berbekas.
*****