Kamis, 04 Februari 2010

CERITA RAKYAT dari MALUKU

PESAN TERAKHIR SEORANG IBU

Kisah ini bermula dari Maluku Utara, tepatnya di daerah Tobelo. Beratus tahun yang lalu d suatu rumah yang berdindingkan daun rumbia diamlah satu keluarga. Sang ayah seorang nelayan yang siang dan malam hidupnya di atas lautan, mempertaruhkan nyawa untuk menghipupkan anak istrinya.
Sang ibu adalah wanita setia dan sangat bijaksana. Mereka memiliki dua orang anak. Yang sulung anak perempuan bernama O Bia Maloko. Kecantikannya melebihi kecantikan ibunya. Sedangkan adiknnya yang laki-laki bernama O Bia Mokara. Ia ganteng, dan berperawakan mirip ayahnya.
Pada suatu hari ayah mereka pergi melaut dan seperti biasa sebelum ayah mereka bertolak ke laut, tak lupa ditinggalkannyna makanan dan telur ikan pepayana di rumahnya.
Beberapa hari setelah kepergian ayahnya melaut,, ibunya pergi ke kebun. Sebelum ibunya pergi ia berpesan kepada kedua anaknya. " Hai anak-anakku, jangan kamu makan telur ikan yang ditinggalkan ayahmu ini. Apabila kamu memakannya akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan."
Ibunya berkata dengan sungguh-sunngguh tetapi mereka berdua hanya tertawa saja. Setelah ibunya selesai memberi nasihat maka pergilah ibunya ke kebun.
Kira-kira tiga jam yang berlalu, adiknya O Bia Mokara, merasa lapar. Dimintanya makanan dan telur ikan. Kakaknya, O Bia Moloku, tak mau memberikan permintaan adiknya. Adiknya menangis tersedu-sedu tetapi o Bia Moloku tetap tidak mau memberikan telur ikan itu. Semakin lama semakin keras saja tangisan adiknya. Akhirnya O Bia Moloku tak tega melihat adiknya terus menerus menangis, dan telur ikan itu segera diberikan kepada adiknya. Sambil tertawa adiknya memakan telur ikan itu dengan lahapnya. Setelah memakan telur itu sampai habis, beberapa sisa telur ikan itu melekat pada gigi adiknya.
Tak lama kemudianibunya kembali dari kebun membawa singkong, pepaya dan sayur-sayuran. Setelah selesai membersihkan badannya, ibunya pun menggendong O Bia Mokara dan ia segera menyusukan si O Bia Mokara.
Setelah itu ibunya menyanyi sambil menari sambil menggendong O Bia Mokara yang tertawa gembira karena sangat senang berada dalam pelukan ibunya yang sangat didambakannya.
Namun, tiba-tiba ayunan mesra ibunya dikejutkan dengan terlihatnya sisa telur telur ikan yang melekat pada gigi O Bia Mokara. Suasana ssuka cita segera berubah menjadi keheningan yang mendalam. Ibunya tertegun sebentar, sekujur badannya menjadi menjadi dingin gemetar dan menjadi marah pada kedua anaknya. Amarah ibunya tak dapat dibendung lagi. Ia segera melepaskan O Bia Mokara dan segera melarikan diri menyusuri pesisir pantai, Sambil menggendong O Bia Mokara yang menangis terus, O Bia Moloku mengejar ibunya sambil memanggil-mannggil ibunya. "Mama, Mama, O Bia Mokara menangis terus, Mama!"
Namum, panggilannya hanya dijawab oleh mamanya. "Peras saja daun katang-katang, ada air susunya!"
Setelah tiga kali O Bia Moloku memberikan air susu dari daun katang-katang kepada adiknya, ibunya pun menerjunkan diri ke laut.
Sementara menyelam ia menemukan sebuah batu yang timbul di permukaan air. Naiklah ibunya ke atas batu itu dan berkata "Terbukalah agar aku dapat masuk.
Batu itu terbuka, lalu ibunya pun masuk ke dalam batu itu. Dengan segera ia pun berteriak, " Tutuplah", maka batu itu pun tertutup selama-lamanya tanpa berbekas.
*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar